Profesionalisasi Guru

Minggu, 01 November 2009


PENDIDIKAN sangat bergantung pada hubungan triangulasi antara kurikulum, tenaga pendidik, dan peserta didik. Keterpautan tiga komponen tersebut akan mengindikasikan kualitas outcome yang merupakan refleksi dari sistem pendidikan.

Sistem pendidikan pada dasarnya adalah mesin cetak yang akan membentuk mental bangsa di masa mendatang. Lantas apa jadinya bila kita merenungi kemampuan anak didik kita dibandingkan dengan prestasi anak didik negara lain.

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan terhadap kemampuan Matematika anak didik tingkat SD, prestasi siswa Indonesia menempati urutan ke-26 dari 27 negara. Kondisi serupa juga terjadi pada tingkat SMP. Menurut hasil survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada 2004, kemampuan Matematika anak Indonesia menempati rangking ke- 7 dari 44 negara.

Memperdulikan hasil yang seperti ini, pastilah timbul dalam benak kita siapakah yang paling patut dipersalahka. Apakah acuan kurikulumnya yang telah usang sehingga sudah tidak mampu lagi menjemput bola zaman yang sarat dengan kemajuan iptek?

Ataukah peran guru yang tidak mampu mengembangkan kompetensi pedagogisnya, sehingga gagal menjadi fasilitator bagi peserta didiknya? Atau kerap kali fungsi guru yang macet karena penguasaan materi pembelajaran yang kalang kabut.

Apabila kita bersedia berpikir lebih objektif, tentu kita tidak semena-mena menentukan penyebab yang paling dominan. Ini berarti komponen-komponen yang turut terlibat aktif terhadap sistem pendikan harus terintegrasi dan stimultan dalam melakukan pengembangan diri guna mengubah paradigma pendidikan.

Aplikasi Pedagogis

Sungguh suatu langkah yang tepat apabila upaya pembekalan guru melalui pendidikan dan pelatihan guru, guna memoles figur yang strategis dalam suatu sistim pendidikan, dilakukan secara intensif, terpadu, berkesinambungan, dan inovatif.

Hal ini perlu sekali ditilik dengan serius lantaran banyak guru belum menyadari aplikasi pedagogis yang telah didapatkan dari bangku kuliahnya. Padahal figur guru adalah figur terdepan dalam upaya penyiapan moralitas generasi mendatang.

Karena itu, pembekalan guru melalui kegiatan ilmiah Pendidikan dan Latihan Profesil Guru (PLPG) adalah langkah penjemputan bola untuk memajukan sistim pendidikan nasional yang kita harapkan.

Dalam kegiatan ilmiah PLPG, kita bisa lebih gamblang memahami makna, fungsi, dan daya peran media pembelajaran yang difokuskan pada penyampaian pembelajaran melalui multimedia. Pada prinsipnya, proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik.

Menilik peran vital multimedia dalam proses pembelajaran maka hanya tinggal menunggu waktu saja dalam hal penyeragaman multimedia sebagai alat bantu utama komunikasi timbal-balik antara fasilisator dan peserta didik secara nasional. Fungsi vital multimedia telah diakui dalam keberhasilan kognitif, psikomotorik, dan afektif bagi peserta didik.

Namun demikian meski seabreg bekal telah dikantongi guru dari kegiuatan PLPG, toh masih saja terdapat beberapa guru secara pedagogis masih memiliki kendala dalam memainkan fungsi vitalnya. Padahal telah banyak upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut.

Niat pengembangan profesionalitas guru sebaiknya mulai dikenalkan melaui kegiatan ilmiah yang sarat dengan pembekalan kompetensi guru nerupa PLPG. Sehingga diharapkan, apabila bekal dari PLPG ini benar-benar diaplikasikan, maka prestasi anak didik kita di masa mendatang akan lebih berhasil. (45)
(Dikutip dari Suara Merdeka Senin, 2 Nopember 2009)

0 komentar:

Posting Komentar